Minggu, 27 Januari 2013

Li Na (Foto:Reuters)
Li Na (Foto:Reuters)


MELBOURNE –Berhias serba-serbi target di sekitarnya, mendorong kepercayaan diri dan keyakinan Li Na dalam menatap gelar Grand Slam kedua sepanjang kariernya. Bermodalkan itu plus pengalaman, nada optimisme terbit jelang final Australian Open, sore nanti.

Meski lawan yang dihadapi adalah sang juara bertahan, Victoria Azarenka. Namun petenis asal negeri tirai bambu itu termotivasi berbagai hal. Selain dukungan publik Melbourne yang hampir dipastikan khusus untuknya, pengalaman dan polesan pelatih barunya, Carlos Rodriguez, kian mempertajam 
skill dan terutama mentalnya.



Di ajang yang sama dua tahun silam, Li Na yang bulan depan akan mencapai usia 31 tahun, meski kandas di tangan Kim Clijsters. Itu menjadi final Grand Slam pertamanya, tanpa didampingi pelatih yang terbilang mumpuni.

“Saat final Grand Slam pertama, saya sempat syok karena saya tak tahu apa yang mesti dilakukan. Tidak ada pula yang memberi tahu apa yang harus saya lakukan di lapangan. Tapi kali ini, saya lebih berpengalaman, jadi seharusnya saya bisa lebih baik,” tutur Li Na, seperti disitatEurosport, Sabtu (26/1/2013).

Hasil besutan Rodriguez bisa dilihat sendiri sepanjang Australia Open tahun ini. Dari babak ke babak, tak sekalipun Li Na kehilangan satu set dari tiap petenis yang dihadapi. Sedianya, Li Na mengakui bahwa titik berat latihannya tak terletak pada mengasah
 skill, melainkan mental dan keyakinan diri.

“Dia (Rodriguez) selalu memberi saya “pekerjaan rumah”. Dia sering memberi saya selembar kertas dengan beberapa hal untuk dituliskan. Namun inti yang saya dapat adalah, bagaimana mengasah keyakinan dalam diri saya,” tutup petenis yang pernah meniti karier di cabang bulutangkis itu.
(
raw)

0 komentar :

Posting Komentar