Setiap negara atau suku pasti memiliki sebuah tradisi atau ritual khusus yang di lakukan secara turun-temurun hingga saat ini. Misalnya saja sebuah ritual yang harus di jalankan oleh seorang pria di Brasil untuk membuktikan dirinya telah dewasa dan menjadi pria sejati, tentunya ritual tersebut sangat menyakitkan.
1. BULLET ANT GLOVE -BRASIL
Di Brasil ada sebuah suku pedalaman yang bernama Satere-Mawe, suku ini hidup di pedalaman Amazon. Mereka di kenal dengan ritualnya yang cukup membuat laki-laki perkasa sekalipun bergidik takut. Sebuah ritual yang harus di jalankan oleh pria suku tersebut agar di akui dan di anggap telah dewasa.
Di Brasil ada sebuah suku pedalaman yang bernama Satere-Mawe, suku ini hidup di pedalaman Amazon. Mereka di kenal dengan ritualnya yang cukup membuat laki-laki perkasa sekalipun bergidik takut. Sebuah ritual yang harus di jalankan oleh pria suku tersebut agar di akui dan di anggap telah dewasa.
Ritual ini bernama Bullet Ant Glove. Semut di sini bukan semut biasa, melainkan Bullet Ants, atau Semut Peluru. Kenapa peluru? Karna gigitannya serasa terkena hantaman peluru, wow menakutkan bukan?
Ada sekitar 30an semut yang terlebih dahulu di buat tidak sadar kemudian di masukan dalam sebuah sarung tangan. Dan peserta harus memasukan tangannya ke situ dan harus menahan sakitnya gigitan Bullet Ants yang mulai sadar dan menjadi lebih ganas. Peserta harus kuat menahan sakit selama 10 menit dalam sarung tangan tersebut. Berani?
2. LAND DIVING – VUNUATU
Pernah bermain Bungee Jumping? Di banding Land Diving tidak ada apa-apanya. Bungee Jumping kaki kita di ikat tali khusus dan di bawahnya selalu air, entah itu kolam, sungai atau laut. Tetapi Land Diving, di bawahnya adalah TANAH KERAS BIASA, tidak ada air, tidak ada pengaman, hanya seutas tali dari akar pohon yang diikatkan pada kaki. WOW…
Pernah bermain Bungee Jumping? Di banding Land Diving tidak ada apa-apanya. Bungee Jumping kaki kita di ikat tali khusus dan di bawahnya selalu air, entah itu kolam, sungai atau laut. Tetapi Land Diving, di bawahnya adalah TANAH KERAS BIASA, tidak ada air, tidak ada pengaman, hanya seutas tali dari akar pohon yang diikatkan pada kaki. WOW…
Nama asli ritual ini adalah Naghol, peserta berdiri di atas menara yang dibuat dari kayu-kayu yang di susun setinggi 20-30 meter dan di haruskan melompat bebas hanya dengan pengamanan seutah tali dari akar tersebut yang telah di ukur agar peserta tak menyentuh tanah. Namun tetap saja cendera melanda seperti patah kaki dan tangan, leher, mata kaki, pergelangan dan luka-luka lainnya, bahkan ada yang meninggal dunia. Hal ini semata hanya untuk sebuah pengakuan saja di suku Pulau Pantecost, Vanuatu ini.
3. MENAHAN PUKULAN KAYU – FULANI, BENIN
Suku Fulani dari Benin di Afrika Barat melakukan adu sabetan kayu untuk remaja yang beranjak dewasa. Kekuatan, pengendalian diri dan keberanian adalah tolak ukur menjadi pria dewasa di suku tersebut. Dua pemuda saling berhadapan dengan tongkat panjang yang diserut.
Suku Fulani dari Benin di Afrika Barat melakukan adu sabetan kayu untuk remaja yang beranjak dewasa. Kekuatan, pengendalian diri dan keberanian adalah tolak ukur menjadi pria dewasa di suku tersebut. Dua pemuda saling berhadapan dengan tongkat panjang yang diserut.
Masing-masing harus bisa menahan 3 sabetan dari lawannya, makin keras makin baik. 2 Klan yang diwakili 2 pemuda ini nanti akan menentukan siapa yang layak disebut sebagai pemenang. Wah, Terbayang sakit dan perihnya sabetan kayu tersebut.
4. KULIT DI LUKAI PAKSA – PAPUA NUGINI
Suku yang tinggal di sepanjang pedalaman Sungai Sepik di Papua Nugini punya tradisi, lagi-lagi untuk remaja pria yang beranjak dewasa. Tradisi itu adalah proses scarifikasi, dimana tubuh dilukai secara paksa sampai muncul keloid di kulit. Keloid ini yang akan dibentuk menyerupai motif kulit buaya. Gila bukan?!
Suku yang tinggal di sepanjang pedalaman Sungai Sepik di Papua Nugini punya tradisi, lagi-lagi untuk remaja pria yang beranjak dewasa. Tradisi itu adalah proses scarifikasi, dimana tubuh dilukai secara paksa sampai muncul keloid di kulit. Keloid ini yang akan dibentuk menyerupai motif kulit buaya. Gila bukan?!
Remaja pria akan dilukai kulitnya dengan senjata tajam, hingga ratusan kali pada tempat-tempat tertentu pada kulitnya. Bekas luka ini nantinya akan membentuk pola kulit buaya dan dibiarkan sampai muncul keloid di kulit. Prosesnya memakan waktu lama dan menyakitkan. Ketika motif kulit buaya muncul sempurna, maka sempurnalah kehormatan seorang pria Sepik tersebut. Hal yang konyol untuk sebuah pengakuan.
5. TATTOO WAJAH PADA WANITA – FULANI
Sekarang kembali ke Suku Fulani di Benin. Jika para remaja lelaki beradu sabetan untuk menunjukan kedewasaan, para perempuannya harus ditato pada bagian wajahnya. Tato dengan warga hitam ini dilakukan dengan beberapa jarum sekaligus di wajah remaja putri Fulani. Tiap tato memiliki arti tertentu. Prosesnya bisa makan waktu selama 3 jam bahkan lebih dan yang ekstreme adalah mereka tidak boleh menangis selama protes pentatoan berlangsung.
Sekarang kembali ke Suku Fulani di Benin. Jika para remaja lelaki beradu sabetan untuk menunjukan kedewasaan, para perempuannya harus ditato pada bagian wajahnya. Tato dengan warga hitam ini dilakukan dengan beberapa jarum sekaligus di wajah remaja putri Fulani. Tiap tato memiliki arti tertentu. Prosesnya bisa makan waktu selama 3 jam bahkan lebih dan yang ekstreme adalah mereka tidak boleh menangis selama protes pentatoan berlangsung.
0 komentar :
Posting Komentar