Kamu mungkin sudah sering mendengar cerita para traveler yang mengatakan betapa traveling sedikit banyak mengubah diri mereka. Bisa jadi kamu mengikuti kiprah travel writer terkenal, atau mungkin kamu mendengar kisah-kisah inspirasional seputar traveling dari teman kamu.
Setelah mendengar cerita-cerita itu, sebagian dari kamu mungkin akan termotivasi untuk mengepak koper dan merencanakan perjalanan. Tapi, sebagian dari kamu mungkin masih ragu untuk memulai traveling karena berbagai alasan.
Rumi:
”Travel brings power and love back into your life / Travel mengembalikan kekuatan dan cinta dalam hidup.”
”Travel brings power and love back into your life / Travel mengembalikan kekuatan dan cinta dalam hidup.”
Henry Miller:
“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things / Destinasi seseorang bukanlah sebuah tempat, melainkan cara baru untuk melihat sesuatu.”
“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things / Destinasi seseorang bukanlah sebuah tempat, melainkan cara baru untuk melihat sesuatu.”
Ernest Hemingway:
“It is good to have an end to journey toward; but it is the journey that matters, in the end / Memiliki tujuan di akhir perjalanan adalah sesuatu yang bagus; tapi pada akhirnya, yang penting adalah perjalanannya.”
“It is good to have an end to journey toward; but it is the journey that matters, in the end / Memiliki tujuan di akhir perjalanan adalah sesuatu yang bagus; tapi pada akhirnya, yang penting adalah perjalanannya.”
Pico Iyer:
“We travel, initially, to lose ourselves; and we travel, next to find ourselves. We travel to open our hearts and eyes and learn more about the world than our newspapers will accommodate / Awalnya, kita bepergian untuk ‘menghilang’; kemudian kita bepergian untuk menemukan diri kita. Kita bepergian untuk membuka hati dan mata kita serta mempelajari lebih banyak tentang dunia lebih dari yang diberikan oleh surat-surat kabar.”
“We travel, initially, to lose ourselves; and we travel, next to find ourselves. We travel to open our hearts and eyes and learn more about the world than our newspapers will accommodate / Awalnya, kita bepergian untuk ‘menghilang’; kemudian kita bepergian untuk menemukan diri kita. Kita bepergian untuk membuka hati dan mata kita serta mempelajari lebih banyak tentang dunia lebih dari yang diberikan oleh surat-surat kabar.”
Rolf Potts:
“The value of your travels does not hinge on how many stamps you have in your passport when you get home — and the slow nuanced experience of a single country is always better than the hurried, superficial experience of forty countries / Nilai dari sebuah perjalanan bukan dilihat dari berapa cap di paspor saat Anda pulang – pengalaman yang dinikmati secara perlahan di sebuah negara selalu lebih baik dibandingkan pengalaman semu dan terburu-buru di 40 negara.”
“The value of your travels does not hinge on how many stamps you have in your passport when you get home — and the slow nuanced experience of a single country is always better than the hurried, superficial experience of forty countries / Nilai dari sebuah perjalanan bukan dilihat dari berapa cap di paspor saat Anda pulang – pengalaman yang dinikmati secara perlahan di sebuah negara selalu lebih baik dibandingkan pengalaman semu dan terburu-buru di 40 negara.”
Kate Douglas Wiggin:
“There is a kind of magicness about going far away and then coming back all changed / Ada sesuatu yang magis tentang bepergian jauh dan kembali (sebagai pribadi yang) berbeda.”
“There is a kind of magicness about going far away and then coming back all changed / Ada sesuatu yang magis tentang bepergian jauh dan kembali (sebagai pribadi yang) berbeda.”
Thornton Wilder:
“Only it seems to me that once in your life before you die you ought to see a country where they don’t talk in English and don’t even want to / Menurut saya, sebelum Anda meninggal dunia, sekali dalam hidup Anda harus melihat sebuah negara di mana mereka tidak berbicara bahasa Inggris dan tidak ingin berbicara dalam bahasa itu.”
“Only it seems to me that once in your life before you die you ought to see a country where they don’t talk in English and don’t even want to / Menurut saya, sebelum Anda meninggal dunia, sekali dalam hidup Anda harus melihat sebuah negara di mana mereka tidak berbicara bahasa Inggris dan tidak ingin berbicara dalam bahasa itu.”
0 komentar :
Posting Komentar