Kamis, 24 Januari 2013


Managing Director JNE Johari Zein. 
TELAH sukses berkarier dan menduduki posisi puncak di PT Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE, tidak lantas membuatnya ongkang-ongkang kaki. Selain terus berinovasi dan membuat JNE layak menjadi tuan rumah di negeri sendiri, Managing Director JNE Johari Zein masih memiliki mimpi-mimpi pribadi yang ingin diraihnya kelak.

Ketika mengunjungi redaksi 
Okezone di Gedung High End lantai 4, Jalan Kebon Sirih Kav 17-19 Jakarta beberapa waktu lalu, Johari banyak bercerita tentang jatuh bangunnya dalam membangun karier. Diawali dengan membuat majalah sekolah saat SMP, saat pencapaiannya di Hotel Hilton dan perusahaan jasa pengiriman internasional Skypak International Jakarta.

Saat itu, bisa saja dia memutuskan tetap bekerja di Skypak. Namun, toh Johari memutuskan untuk keluar dan membangun usahanya sendiri. Sampai di pertengahan 1990, dia memutuskan untuk bergabung di JNE sampai menempati posisi puncak.

Lelaki kelahiran Medan, yang April mendatang genap berusia 59 tahun ini, adalah suami dari Noerlaila. Dia memiliki empat anak. Di sela kesibukannya di JNE, dia mengaku memiliki hobi sepakbola, tenis, tenis meja, membaca dan mengoleksi perangko.

Terkait dengan hobi terakhirnya ini, Johari bahkan sempat mendapat penghargaan Adi Karya Pos pada 1996 atas jasa-jasa besarnya dalam pembangunan bidang pos dari Kementerian Transportasi (saat ini Kementerian Perhubungan). Selain itu, Johari juga menerima lencana Satyalancana Wira Karya dari Presiden Indonesia pada 2004. Johari dianggap memiliki dharma bhakti yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia. 

Demikian kutipan wawancara 
Okezone dengan Johari Zein selengkapnya.
Setelah kesuksesan di karier, apa yang Bapak pikir belum tercapai sampai saat ini?Kita harus terus melakukan sesuatu, mungkin, kalau saya pensiun nanti saya ingin punya hotel kecil-kecilan.
Hotel? Kenapa hotel?Karena saya kan dulu latar belakangnya di bidang perhotelan. Saya juga pernah bekerja di Hotel Hilton. Jadi saya ingin punya hotel. Saya juga suka traveling.
Rencananya? Buka hotel seperti apa?Saya lebih cenderung buka hotel bisnis.
Hotel bisnis? Hotel seperti apa konsepnya Pak?Saya lebih suka urus bussinesman daripada turis. Jadi kalau ngurus orang bisnis itu lebih mudah, dia cuma butuh tempat istirahat, laundry, makan pagi, laundry. Ini makanya saya lebih tertarik hotel bisnis daripada turis.
Lokasinya di mana Pak buat merealisasikan ide ini?Belum, belum, masih dipikiran saja.
Apakah keinginannya di Bali mungkin?Justru malah bukan di Bali, kecuali mungkin kalau Bali jadi ibukota negara Indonesia jadi tamu bisa long term stay di sana.
Kalau begitu Jakarta?Ya, kemungkinannya begitu. Di ibu kota negara, atau Ibu Kota provinsi tempat berbisnis seperti Jakarta atau Surabaya

0 komentar :

Posting Komentar